Berkah Ilmu Karena Menghormati Guru, Bagaimana Dengan Murid yang Berani menantang Guru?
Melihat banyaknya berita mengenai murid yang memperlakukan gurunya secara sewenang-wenang membuat hati miris. Apalagi ketika guru memberi sanksi kepada murid lantas murid balik memarahi. Bahkan, lebih parah lagi murid berani menantang guru.
Anak-anak jaman sekarang banyak yang mempersepsikan guru hanya sebagai pekerja yang mendapat gaji sedangkan para murid adalah pemakai jasanya. Apalagi sekolah swasta di mana guru mendapat gaji dari biaya SPP.
Murid pun beranggapan bahwa merekalah yang menggaji guru. Lalu mereke pun bertingkah seenaknya. Sedikit saja guru memarahi atau memberi sanksi, mereka lapor polisi atau wali murid datang mendamprat sang guru ke sekolah.
Berkah Ilmu Karena Hormati Guru
Sepertinya kita sudah lupa dengan akhlak para ulama terdahulu kepada guru-guru mereka. Lihatlah sejarah para ulama dan ilmuwan besar dalam Islam. Pada masa pendidikannya, para ulama dahulunya pasti adalah murid yang paling menghormati dan beradab terhadap gurunya. Para sahabat adalah murid-murid yang paling menghormati guru mereka, Rasulullah SAW.
Para ulama mazhab, imam Ahmad, Imam Syafi’i dan lainnya adalah murid-murid yang sangat menghormati para guru dan memuliakan mereka. Jangankan ramai saat diajar, murid Imam Syafi’i merasa segan meski hanya untuk minum air saat sedang belajar.
Adapun Imam Syafi’i menceritakan bahwa saking segan nya terhadap gurunya, Imam Malik, ia membuka lembaran bukunya dengan sangat perlahan agar tidak berisik. Syaikh Utsaimin menasehat kan para murid agar duduk dengan duduk yang beradab, tidak membentangkan kaki dan tidak bersandar.
Banyaknya ilmu yang diterima si anak tidak akan banyak berguna jika tidak berkah. Dan berkahnya ilmu salah satunya berasal dari penghormatan yang baik kepada guru.
Tapi apa yang dilakukan anak-anak jaman sekarang terhadap sang guru? Sebagian mereka tidak segan membentak dan bahkan menantang gurunya.
Post a Comment for "Berkah Ilmu Karena Menghormati Guru, Bagaimana Dengan Murid yang Berani menantang Guru?"